Pengeceran
PENGECERAN
Jalan Trans Kalimantan tidak biasanya terlihat padat, tepatnya di Anjir
K.m 14, sisi-sisi jalan dipenuhi oleh truk-truk besar, dan ratusan motor
berjejer di sekitar SPBU Anjir pasar. Banyak motor aneh-aneh telah berubah layaknya film transformer, tapi hanya tangkinya yang berubah. Amang Ilul ikut dalam
rombongan motor tersebut, dengan motor astrea yang tangkinya telah
bertranformers, yang biasanya hanya mampu menampung tiga setengah liter bensin,
kini bisa menampung dua belas liter bensin. Amang Ilul dapat berkali-kali
mengantri bensin di SPBU itu, dengan harga bensin 4500 yang dibelinya di SPBU
dia dapat menjualnya dengan harga 5000 sampai 5500 kepada pengecer lainnya yang
tidak ingin susah-susah mengantri di SPBU, Begitulah pekerjaan Amang Ilul sehari-harinya.
Terjadinya Antrean bensin di SPBU dikarenakan pemerintah yang berencana
pada tanggal 12 Mei harga BBM akan dinaikkan yang asalnya 4500 menjadi 6000.
dengan alasan harga minyak dunia yang semakin mahal. Amang Ilul merasa bingung
apa yang dia pikirkan, kalau boleh dibilang Amang Ilul sedang “galau”, di satu
sisi Amang Ilul merasa berat kalaunya BBM harus naik, karena bahan-bahan pokok
kebutuhan hidup lainnya akan ikut naik, disisi lainnya Amang Ilul merasa moment
ini dapat dimanfaatkan untuk dapat meraup keuntungan dengan cara menimbun BBM.
Masih pada bulan April, pagi-pagi sebelum SPBU buka, Amang Ilul sudah
siap menunggu di depan pintu masuk SPBU untuk mengantri bensin. tulisan di
depan SPBU jelas-jelas 24 jam, tapi pukul 11 malam sudah tutup, pukul 6 pagi
baru buka, tulisan di SPBU itu tidak sesuai dengan keadaan di lapangan kata Amang
Ilul dalam hati. Ketika pintu masuk dibuka sebagai pertanda SPBU telah buka, Amang
Ilul menjadi orang pertama yang masuk kedalam SPBU, kalau dibilang Amang Ilul adalah
juara satu pengecer bensin di Anjir. Setelah tangki astrea Amang Ilul penuh,
dia menuju ke samping SPBU, disana ada anak Amang Ilul, Dulah, telah menunggu
dengan jeregen-jeregen yang telah tersusun rapi siap untuk diisi bensin. jam
telah menunjukkan pukul 12.30, dan Amang Ilul siap pulang, karena dia telah
selesai memindahkan bensin yang telah dia peroleh ke dalam jeregen-jeregen. Ada
tujuh jeregen yang telah berisi bensin.
Pada siang harinya, Amang Ilul mendapat pesan berupan ajakan dari seorang
wrga yang berada di Banjarmasin, bahwa mereka akan mengadakan demo
besar-besaran pada hari senin tepatnya tanggal 10 april, dan setelah menerima pesan
tersebut Amang Ilul mengumpulkan warganya, karena Amang Ilul menjadi ketua RT.
Walaupun yang datang tidak terlalu banyak. Dia mengajak warganya untuk
melakukan demo ke Banjarmasin, ke Kantor gubernur. Dengan tuntutan agar
gubernur tidak mendukung kenaikan BBM, karena kenaikan BBM akan hanya
menyengsarakan masyarakat bawah, bahan-bahan kebutuhan pokok akan naik, mending
kalau pendapatan naik kata Amang Ilul dengan suara yang lantang dan jelas
kepada warganya.
Pada malam harinya, Amang Ilul mendatangi ketua RT lainnya untuk mengajak
demo, Amang Ilul meminta sang ketua RT untuk mengajak warganya ikut berdemo
besar-besaran ke Banjarmasin.
Seperti itulah pekerjaan Amang Ilul dalam satu minggu, pagi sampai siang
mengantre bensin, siang sampai malam mengajak orang-orang untuk berdemo
menuntut agar BBM tidak naik. Amang Ilul berhasil mengumpulkan 42 jeregen
berisikan bensin dan menimbunnya didalam sebuah gudang di belakang rumahnya.
Dan ia juga berhasil mengajak semua warga RTnya dan juga warga RT lainnya mau
ikut diajak demo ke Banjarmasin.
Hari senin pada bulan April, semua warga Amang Ilul dan warga kampung
lainnya telah bersiap untuk mengadakan demo ke Banjarmasin menggunakan motor,
ada sekitar dua ratus orang yang akan ikut demo ke Banjarmasin. Mereka
menyiapkan spanduk-spanduk besar yang bertuliskan tuntutan-tuntutan agar BBM
tidak jadi naik, juga kecaman-kecaman kepada pemerintah. Dulah telah siap
menunggu pembeli bensinnya yang dia ecerkan tidak terlalu jauh dari kantor
Gubernur, Dulah sengaja membawa bensinnya dari Anjir untuk dibawa ke
Banjarmasin menggunakan motor roda tiganya. Sekitar sepuluh jeregen yang dia bawa,
dia menjual bensinnya dengar harga 6500 perliternya. Amang Ilul bersama warga
dari beberapa RT di Anjir telah sampai di depan kantor gubernur, di sana ada sekitar seratusan aparat yang telah
berjaga untuk mengamankan jalannya demo. Amang Ilul beserta rombongannya
langsung bergabung dengan pendemo-pendemo dari daerah lain, mereka langsung
berorasi, Amang Ilul langsung ikut menjadi pemimpin orasi, dia menyeruakan
suara rakyat dan menyeruakan permintaan para rakyat agar BBM tidak jadi naik,
namun tidak tampak batang hidung gubernur atau pun staf-stafnya. Hal itu
membuat Amang Ilul beserta pengunjuk rasa lainnya semakin berang. Tidak lama
kemudian, mulai terjadi dorong-dorongan antara pendemo dengan aparat pengamanan
demo, kemudian beberapa orang dari pendemo mulai melakukan perbuatan anarkis,
mereka mulai merusak fasilitas-fasilitas umum, lampu-lampu jalan mulai pecah
dilempari para pendemo, begiu juga kantor gubernur mulai dilempari dengan batu,
banyak kaca kantor gubernur yang pecah, juga kaca bangunan yang berada
disekitar kantor gubernur, kekacauan mulai meluas, mereka mulai menjarah
toko-toko warga sekitar kantor gubernur, jualan-jualan warga, membakar
fasilitas umum, salah satunya bensin yang dijual oleh Dulah ikut dijarah oleh
pendemo yang tidak diketahui dari mana asalnya. Bahkan kendaraan roda tiga yang
dipakai Dulah untuk mengangkut jeregen bensin dibakar oleh pendemo yang sudah
tidak bisa dicegah lagi.
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, suasana mulai kondusif, syukurlah Dulah
selamat, karena sempat melarikan diri dari peristiwa demo anarkis itu, Amang
Ilul beserta rombongannya yang ikut demo di kantor gubernur semuanya selamat,
namun belasan orang dari rombongannya mengalami luka-luka, dan mereka langsung
pulang ke Anjir. Di kayutangi, Dulah meminta Amang Ilul untuk menjemputnya
disana, karena kendaraan roda tiganya dibakar pada saat kejadian demo anarkis,
tidak lama kemudian Amang Ilul datang. Dalam perjalanan pulang, Dulah
menceritakan kejadian yang mengakibatkan kendaraan roda tiganya hangus. Sekitar
dua kilo meter sebelum sampai rumahnya, Amang Ilul bersama Dulah melihat cahaya
api dengan kepolan asap membumbung tinggi ke atas. kemudian banyak mobil
pemadam kebakaran menuju ke arah cahaya api dengan suara sirinenya melewati Amang
Ilul dan anaknya. Alangkah terkejutnya Amang Ilul dan Dulah melihat api
berkobar dengan dahsyatnya menghanguskan rumah dan gudangnya yang didalamnya
ada jeregen-jeregen berisikan bensin. Amang Ilul dan Dulah langsung jatuh
pingsan dan dibawa kerumah sakit.
Banjarmasin,
April 2012
Komentar
Posting Komentar