GAMPANG “PACAR TEMAN ATAU TEMAN PACAR”


Pada hari minggu gue pergi ke Jembatan Barito (bukan pada hari minggu kuturut ayah ke kota yaa) bersama pacar gue, eh disana gue bertemu dengan teman gue yang bernama Rendy, dia bersama kekasihnya, namanya Isah, yaa lumayan cantiklah, kalau boleh dibilang yaa bisa lah jadi pendamping orang ganteng seperti gue. gue adalah orangyang setia (setiap tikungan ada), semua itu karena prinsip hidup gue yang suka dengan kata “gampang” alias tidak ribet, seperti gue suka cewek yang gampang di toooot (sensor), gampang mencari pacar, gampang melepas pacar, gampang mencari duit, gampang masuk surga (yang terakhir itu katanya memang gampang, gak perlu mahal, TERLALU). 
Pada hari senin, gue berniat pergi ke DM (dusta mall), mau nyari-nyari alat tulis, karena hari ini adalah awal masuk sekolah. Karena gue gak mau ribet (gampang), gue gak perlu minta ijin sama cewek gue, dan langsung saja setelah pulang dari sekolah, gue langsung menuju DM. aduh, ketika gue sudah sampai di DM, gue baru nyadar bahwa gue lupa bawa hape. Gue gak terlalu mikirin hape karena prinsif hidup gue itu “gampang”, gak usah banyak yang dipikirin, orang yang banyak pikiran itu cepat stres, Oke. lanjutkan. Pulang dari DM, gue langsung menuju rumah, gue gak mampir-mampir dulu ke tempat pacar gue, gue gak mau ribet ketemu dengan pacar kalau hanya ketemu, ngobrol, selesai, pulang,,,,,ribeeeeeeeet ngobrolnya. Sampai di rumah, gue nyadar, sepertinya gue harus langsung menuju kamar, setelah masuk kamar, periksa ponsel, seperti tidak ada apa-apa dengan ponsel (tidak ada apa-apa karena baterainya habis), gue charge langsung hape gue, gak perlu ribet-ribet nunggu full takut baterai ngedrop kalau charge nya belum penuh, gampang aja kan, langsung gue aktifin ponsel gue dengan tenaga baterai yang sedang keok seperti tenaga timnas Indosia melawan Abahrain 10-0, sebelum gue aktifin hape tadi masih tidak ada apa-apa, kenapa setelah gue hidupin hape gue jadi banyak apa-apa, kenapa, dimana (mirip lagunya sammy simorangkir)…..setelah gue hitung, ada dua puluh tujuh pesan masuk berbentuk pertanyaan apa, dua belas berbentuk pertanyaan dimana. langsung saja gue bales “kenapaaaaa”, langsung kirim banyak, sebanyak tiga puluh sembilan pesan seperti jmlah pesan yang masuk ke hape gue. Setelah lima menit, masuklah sebuah pesan, gue baca tulisan tersebut, ada huruf P, ada huruf U, ada huruf T, ada huruf U, dan ada huruf S. selesai membaca masuk lagi sms, gue baca lagi, itu-lagi isi pesannya, sampai gue tiga kali membaca, gak gue baca dulu, gue biarkan saja, sampai setengah jam gue biarkan, akhirnya berhenti, terlihat tulisan di layar ponsel gue “36 pesan masuk”. gue yakin isi semua pesan itu sama, gue hapus semuanya (gue gak mau ribet, gampang kan). Jadi intinya Eloh Gueh end.
Pada hari selasa pagi sebelum pergi ke sekolah, gue mampir ke tempatnya Isah, ada yang perlu ku ambil, baju pesananku, karena orang tuanya Isah adalah seorang penjual baju (sekaligus penjahit lho), kulihat Isah sedang duduk di kursi depan rumahnya. Sepertinya dia sudah mandi (rambutnya terlihat agak basah). Tetapi sudah memakai baju seragam sekolah, Aduh kenapa pada saat itu, aku tertarik kepadanya (magnet kalee), timbul keinginan untuk mengajaknya pergi sekolah bareng (di hati gue ngomong “lebih gampang bareng sekolahnya ikut gue”), langsung saja gue ajak Isahnya. Ternyata, dia mau ikut gue. Ada kesempatan lagi nie punya pacar, yang lumayanlah, masih pantes buat orang ganteng, masalahnya Isah adalah pacar temanku. Prinsif hidup gue kembali membara, Inilah salah satu tips mendapatkan pacar dengan “gampang”, carilah pacar yang sudah anda kenal dengan baik, dengan tips dan prinsif itu, gue berniat untuk mendapatkan pacar yang sudah gue kenal dengan baik, yaa tentunya si Isah, dia sudah kenal baik dengan gue, karena gue teman pacarnya (jangan lakukan adegan ini dirumah, hanya dilakukan oleh orangyang profesional).
Pada hari rabu, gue menjalankan niat gue dengan rencana-rencana yang telah gue atur sedemikian rupa, saat pagi sebelum pergi ke sekolah, gue jemput dia sekolah, dan tentunya gue selalu mengirim perhatian lebih untuknya (ini hanya sebuah taktik, OK. Karena gue rasa pacar isah (teman gue) sedang kurang perhatian kepadanya). Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, gue kirim satu pesan untuk Isah, berisi ajakan untuk makan di luar (tentunya gue yang neraktir, ini hanya sebuah taktik).dan ternyata dia mau makan bersamaku di luar. Saat aku makan bersamanya di sebuah restoran, suasana romantis aku rasakan, tapi itu hanya setengah jam, tiba-tiba seorang laki-laki datang, kenapa dia ada disini, kenapa dia ada disini (sengaja diulang biar lebih tegang) pikir gue dalam hati, laki-laki itu Rendy, pacar Isah. Dia langsung membawa Isah pulang. Setelah pulang dari restoran itu, masuk pesan dari Isah untuk gue yang isinya “mungkin kita harus_eloh gueh end”. Baru lima menit setelah pesan dari Isah masuk, satu pesan masuk, ternyata dari Rendy, yang isinya “kenapa loe tega dengan teman kamu sendiri, apa aku ada masalah denganmu, sampai-sampai kau berani mencoba merebut kekasihku, jadi persahabatan kita _eloh gueh End”. Gue merenung, dalam hati gue berkata, “perasaan perasaan siapa, pacar pacar siapa, masalah buat eloh”. Dan Gagallah prinsif  nyari pacar dengan mudah “pacar kawan”.
Hari selanjutnya, hari kamis, prinsif awal gue tetap tak berubah, hidup dengan “gampang”, gue mau nyari pacar lagi. Menurut pengalaman yang pernah gue alami, cara mendapatkan pacar dengan mudah adalah carilah cewe yang baru putus dengan pacarnya, dan hubungan yang dilewatinya tidak terlalu lama, jadi intinya, kamu akan mudah mendapatkannya, OK. Pengalaman itu gue coba kembali, dan hasilnya, gue dapat pacar baru, namanya Cuppah. Nama aslinya Ulfah. Dia juga lumayan cantik, cukup pantas mendapatkan orang seperti gue (jangan mau muntah).
Pada hari jumat, ketika gue pulang dari salat jumat (salat juga, emangnya playboy dilarang salat jumat), gue diberhentikan seorang pria yang cukup garang, tapi yang membuat adem dilihat adalah peci putih yang ia pakai. Ternyata, dia menyuruh mampir dulu kerumahnya untuk ikut bersama dalam acara selamatan rumah barunya. Gue ikut aja, karena gue yakin pasti ada makan gratis. Gue rasa acaranya cukup lama, satu jam lebih gue nunggu acara makan-makannya. Yaa sudahlah, memang sudah nasib terperosok kedalam kubangan lumpur untuk mendapatkan sedikit emas (makan gratis). Setelah acara selesai, gue langsung menuju rumah, baru sampai dirumah, gue menuju hape gue yang terbaring di atas meja menunggu sang majikan memegang dan memencet-mencetnya. Gue periksa, ternyata ada 5 pesan masuk dari pacar gue, dia marah-marah karena pesannya lambat gue balas, kan gue tadi mampir ketempat makan gratis. Kenapa prinsif gue terasa membara lagi,,,,,,,,GUE GAK MAU RIBET. Masih bisa bersabar karena baru sehari pacaran dengannya. Oke, gue ngalah kali ini dan menjelaskannya sekaligus meminta maaf kepadanya. Pada malam harinya, aku berkirim-kiriman pesan dengan teman karib pacar gue, namanya Imah, gue curahkan isi kegalauan hati gue kepadanya dan bagaimana hubunganku dengan Cuppah. Semalaman kami bercerita panjang lebar, kehulu kehilir (tidak berenang ketepian).
Pada hari week end, sabtu. Prinsif hidupku “gampang” kembali membara, gue gak mau di atur-atur, gue berniat untuk mencari pacar baru dan memutuskan hubunganku dengan Cuppah. Gue ingin kembali mengamalkan tips yang pernah gagal untuk mendapatkan pacar mudah, yakni carilah pacar yang sudah kamu kenal dan kenal kamu, tapi dengan teknik yang berbeda, gue berpikir cewek yang sudah kenal dengan aku dan aku kenal dengannya adalah Imah, teman pacar gue. Karena Imah sekarang tidak memiliki seorang pacar. Sore hari gue ajak Imah untuk jalan-jalan, dan aku jemput dia kerumahnya. Sebelum jalan gue godain dia dengan candaan, gue panggil dia. “sa’diyaaaaah”(karena nama panjang imah adalah halimatussa’diyah, bukan afiika), kemudian dia merespon candaanku “iiiyaaaaaaaaaa”, dan kamipun jalan. Dua jam lamanya kami jalan-jalan, setelah merasa cukup capek, kami pun pulang. Gue nganterin pulang Imah kerumahnya, gue dan Imah pun kaget, karena di depan rumah Imah, ada Cuppah, ada Cuppah (sengaja diulang biar tambah tegang). Gue dan Imah gak bisa berpaling lagi, karena mata Cuppah sudah melihat kami. Dia pun langsung mendekati kami. Dia berkata
“apa maksudnya ini, kalian berdua, kalian berdua…….”,
dia langsung pergi meninggalkan kami berdua. Setelah Cuppah pergi, Imah langsng turun dari mobil gue, gue langsung balik kerumah gue. Pada saat malam, kejadian itu terjadi lagi, pesan masuk dari dua orang, Cuppah dan Imah. Keadaan menjadi tegang, seperti final permainan sepak bola dengan skor 0-0 dimenit-menit akhir, Cuppah menjadi seorang wasit, dan Imah menjadi seorang penendang bola penalti. Sedangkan aku menjadi seorang kiper yang telah menyebabkan penalti tersebut karena aku menangkap kakinya bukan bolanya. Cuppah siap melepaskan kartu merah kepadaku, sedangkan Imah siap untuk menendang penalti, dan siap mengalahkanku. Dan kubaca pesan dari Cuppah yang isinya “eloh telah melakukan kesalahan yang besar, eloh gueh end” (langsung kartu merah, tanpa kartu kuning). kemudian kubaca pesan dari Imah “gue sebenarnya sayang eloh, namun, aku memang harus melakukan ini demi sahabat ge, eloh gueh end” (aku terpaksa mengalahkanmu demi tim gue).
Ketemu dengan hari minggu lagi, gue gak punya pacar, gue gak punya teman gara-gara prinsif gue “gampang” dan tips-tips “pacar teman atau teman pacar”. (gue mikir, bagaimana yaa cerita dengan hari-hari gue selanjutnya……”gampang”, gak usah dipikirin)

Banjarmasin, April 2012

Komentar

Postingan Populer