KESEMPATAN KEDUA UNTUK MANTAN PLAYBOY DAN MANTAN SETIA
Akhirnya
aku menjadi seorang siswa salah satu SMA di Anjir Km. 11, aku pun
mendapat teman-teman baru, dan inilah awal aku menjadi seorang playboy, bukan
niat untuk jadi seorang playboy, tetapi keadaan yang memintaku seperti itu.
Karena aku baru putus dengan pacarku yang bernama Imah, yang wajahnya mirip
dengan artis Ayu Azhari, aku berniat untuk mencari seorang pacar sebagai
pengganti Imah, Suatu hari aku menyampaikan harapanku kepada seorang cewe pada
awal bulan Februari, namanya Icha, yang nama aslinya adalah Rafika Fairus,
entah kenapa bisa dipanggil Icha, kata teman-temanku wajah Icha mirip dengan
Shiren Sungkar, setelah aku menyampaikan harapanku kepadanya, dia menanggapi
harapanku, namun dia memerlukan waktu, dia mengatakan memuberikan jawabannya
pada hari Valentine tanggal 12 Februari, karena jawaban yang menurutku cukup
lama, dan takut ditolak, aku pun berinisiatif meminta kepada teman perempuanku
bernama Thaibah, sekarang teman perempuanku ini telah menikah dengan pacarnya
yang aku comblangin kepadanya, aku meminta bantuan kepadanya untuk comblangin
aku dengan seorang cewe, yakni teman maulid habsyinya yang bernama Ina yang
masih SMP di Km. 16.
Dengan
bantuan dari teman perempuanku itu, mereka mengatur tempat di mana nanti aku
akan menyampaikan harapanku ke cewe yang di comblangin mereka. Kemudian
masuklah sebuah pesan dari thaibah kepadaku “adi, nanti hari kamis
kita kerumah aisyah dipal 16, kami sudah atur semuanya”, dan aku
menjawabnya dengan “OK”.
Saat
itu pun tiba, aku bertemu dengan sang cewe di rumah Aisyah, Aisyah adalah teman
Thaibah di sekolah. Dan disana aku menyampaikan harapanku untuk menjadi
pacarnya, Namun hal yang sama juga terjadi, dia membutuhkan waktu untuk
menjawabnya, namun dimalam harinya dia sudah menjawab harapanku kepadanya,
bahwa dia menerimaku sebagai pacarnya. akhirnya aku mempunyai pacar yang
bernama Ina.
Tidak
kusangka pada hari Valentine, Icha menjawab harapanku, bahwa dia mengatakan
menerima diriku sebagai pacarnya. Itulah mula-mula aku terperosok dalam
gelombang playboy dengan memiliki dua orang pacar yang bernama Ina dan Icha.
Setelah
beberapa minggu dari hari Valentine, aku bersama teman-temanku pergi ke Anjir
Km. 1, di seberang kota Kapuas, Kalimantan Tengah. Kami kesana pergi untuk
latihan main band, walaupun aku hanya ikut-ikutan saja, karena aku baru
beberapa kali ikut main, dan belum mempunyai kemampuan seperti teman-temanku
yang telah mahir menggunakan semua alat musik. Setelah selesai latihan band,
kami pun pulang, namun ditengah perjalanan pulang, salah satu temanku yang bernama
Aby, mengusulkan untuk mampir sebentar di warung Kenanga Km. 8 Anjir, disana
temanku bercanda kepadaku menyuruh menghubungi seorang cewe, yang bernama Rully
yang biasa dipanggil teman-temanku Agnes Monica, karena wajahnya mirip-mirip
dengan Agnes Monica. Namun aku kabulin becandanya, aku minta nomor handphone
cewe itu, dan aku mengirimkan pesan singkat kepadanya, dalam pesan singkat aku
mengharapkan dia jadi pacarku dengan satu kesepakatan, tanpa sepengatahuan
mereka, Rully pun menanggapinya dengan baik, akhirnya aku jadian dengan Rully
juga tanpa sepengetahuan teman-temanku, saat itulah aku memiliki tiga orang
pacar, yakni Ina, Icha, dan Rully.
Pada
hari Selasa, saat di sekolah bersama teman baru bernama Raji, kami nongkrong di
musola sekolah, karena sekolah kami bergabung dengan SMP, Raji menunjuk seorang
cewe yang bernama Wati, Wati ini paras wajahnya dapat disandingkan dengan artis
ibu kota, mirip Bunga Zainal, dia adalah adik kelas kami, dia baru kelas 1 SMP,
katanya wati ini dekat dengannya. Namun Raji tidak punya perasaan lebih kepada
Wati. Raji memiliki nomor handphone Wati , tetapi dia berikan nomor handphone
Wati tersebut kepadaku, karena Raji pada saat itu masih belum memiliki
handphone, berbeda dengan sekarang handphonenya model terbaru, layar “japai.”
Dari
sanalah aku mengenal Wati, pulang dari sekolah, aku langsung menghubungi nomor
handphone Wati yang diberikan Raji kepadaku saat di sekolah tadi, aku kirim pesan singkat
kepadanya, namun dia tidak membalas dengan jawaban sms, tetapi menjawabnya
dengan layanan Call Me sebuah layanan salah satu Operator Selular. Dari
jawabannya tersebut, aku mengerti pulsa dia sedang habis, karena aku belum
kenal, aku tidak mengisikan dia pulsa, tetapi aku menggunakan salah satu
layanan Operator Selular yang layanan tersebut dapat membuat orang yang
didaftarkan dapat mengirim pesan singkat walau tidak punya pulsa, tetapi yang
bayar adalah kita. Akhirnya dia menjawab pertanyaanku menggunakan layanan
tersebut, malam yang diterangi Bulan Purnama aku berkiriman pesan singkat ria
dengannya.
Aku
merasakan aku mengalami jatuh cinta yang berbeda kepada Wati, jatuh cinta yang
sebenarnya aku berpendapat.
Keesokan
harinya, setelah pulang sekolah, aku pun kembali menghubungi Wati, entah kenapa
aku menginginkan Wati menjadi pacarku. Ketika berkiriman pesan singkat itulah
aku jujur, aku mempunyai tiga orang pacar, aku berjanji akan berhenti jadi
seorang playboy, apabila dia menerima diriku apa adanya. Dan dia pun percaya
kepadaku walaupun aku memiliki pacar tiga orang, namun aku berjanji kepadanya
akan mengakhiri hubungan dengan Ina, Icha dan Rully.
Entah
kenapa juga, setelah aku memiliki Wati, aku yakin untuk mempunyai prinsip di
dalam diriku, aku tidak akan menjadi seorang playboy lagi, dihari itu juga aku
melaksanakan janjiku kepada Wati, bahwa aku akan mengakhiri hubungan ketiga
pacarku yang dulu. Dengan berbagai alasan dan kejujuran, kepada Icha aku
jelaskan aku tidak mau menyakitinya lama-lama karena aku seorang playboy,
kepada Ina aku menerangkan aku mohon maaf telah berhianat . Syukur Icha dan Ina
tidak membenci diriku, sampai sekarang pun aku masih berteman dengan keduanya.
Namun kepada Rully, karena sebelum aku mengatakan ingin menjadi sang pacar, aku
memberikan kesepakatan kepada Rully, bahwa hubungan kami tidak ada yang boleh
tau, kalau sampai ada yang mengetahui, maka secara otomatis hubungan kita akan
putus, dan ternyata dia menceritakan hubungan ini kepada temannya yang
memberitahukan kepadaku.
Dan
secara otomatis aku putus dari Rully, pada hari itulah aku menjadi seorang
laki-laki yang hanya mempunyai seorang pacar, Wati, seorang pacar yang menurut
diriku adalah pacar yang terbaik untukku.
Hari
demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan aku lewati bersama Wati, bahkan
dua bulan setelah kami pacaran, aku mendapatkan adik yang telah lama aku
idamkan, bahkan terlalu sayangnya aku kepada Wati, nama adikku pun ku tambahkan
nama Wati di ujung namanya, Ira Rahmawati. namun suatu hari, hasrat seorang
playboy dahulu kembali muncul, aku membuat kesalahan dengan mengantar dan
menjemput sekolah seorang cewe yang bernama Imah, dia adalah mantan pacar ku
yang ketiga, karena nama pacar pertama aku adalah bernama Lia,yang kedua adalah
Iki dan yang ketiga adalah Imah. Dan akhirnya kabar itu pun sampai kepada pacar
tersayang aku, Wati, dia pun marah besar kepadaku, namun aku memohon maaf
dengan penuh keikhlasan, akhirnya Wati pun luluh. Dia memberikan kesempatan
kepadaku untuk berubah, aku semakin mencintainya karena dia adalah wanita yang mau
memberi kesempatan kepadaku, Sehingga Hubungan kami pun kembali baik.
Ditahun
kedua, hubungan kami pun masih baik-baik saja, sampai suatu hari di sore hari
menjelang magrib, seorang Ibu yang bernama Hj.Irus dan anaknya yang bernama
Nisa mampir kerumahku karena kemagriban, Ibu ini adalah teman Ibuku saat pergi
haji, jadi menumpang salat Magrib di rumahku, Ibunya Nisa yang menurutku orang
suka bicara tiba-tiba menanyakan sesuatu kepadaku
“Dimana
ding urang ada bajual pulsa”.
Karena
saat itu aku berjualan pulsa elektrik kecil-kecilan, kukatakan
“Ulun
bajualan pulsa cilai”.
Maka
aku isikan pulsa Ibu itu, namun pada saat itu, aku juga meminta nomor handphone
anak beliau, Nisa. Karena menurutku dia juga tidak kalah cantik dengan pacarku Wati,
disanalah kenapa sifat playboyku kembali timbul, bermodal nomor handphonenya,
aku berkirim pesan singkat dengannya tanpa sepengatahuan Wati.
Setelah
beberapa minggu, benarlah pepatah orang dulu, “Sepandai-pandainya
tupai baluncat, pasti kaina gugur jua”. Akhirnya Wati mengetahui bahwa aku
sering berkiriman pesan singkat dengan seorang cewe, namun kujelaskan dia
adalah keluargaku, karena Nisa memang keluargaku, walaupun keluarga jauh
sebenarnya. Namun aku tetap merasa bersalah kepada Wati karena aku tidak
meminta ijin kepadanya. Namun hubungan kami tetap baik, karena pengertiannya
itulah aku berprinsif tidak akan menjadi playboy dan aku semakin, semakin, dan
semakin mencintainya.
Saat
dua setengah tahun aku pacaran dengan Wati, aku telah berubah 100%, aku tidak
lagi menjadi seorang playboy, semua ini karena dukungan dari pacarku Wati.
Dialah kebahagiaan hidupku, dialah senyumku, dan dialah kehidupanku.
Aku
telah menjadi siswa SMA kelas tiga, Tibalah saatnya kami pengumuman kelulusan
Ujian Nasional dan umumnya, aku sangat berbahagia, karena aku mendapat nilai UN
tertinggi di sekolahku, dan aku mendapat rangking satu di kelasku. Dan
guru-guru pun akan mengadakan jiarah ke tempat-tempat makam ulama besar di
Martapura, Rantau dan Kelampaiyan. Pada saat jiarah itu, tiba-tiba di tengah
perjalanan jiarah, sebuah pesan singkat dari seorang wanita yang bernama Nisa,
si anak Hj.Irus masuk ke dalam inbox pesan ponselku, dia minta temenin
berkirim-kiriman pesan singkat denganku, jujur aku memang ada rasa kagum
kepadanya, rasa suka kepadanya, tetapi tidak ada rasa untuk memilikinya, rasaku
ini seperti rasa seseorang yang melihat kekuasaan tuhan menciptakan manusia
yang berbeda-beda, cantik dan kurang cantik dan lain-lain bentuknya dan rasa
suka melihat pemandangan yang diciptakan tuhan di alamnya. tetapi karena aku
sudah sangat bahagia memiliki seorang Wati. seperti seseorang yang memiliki
motor sendiri, walau pun ada motor baru keluar, aku tidak pengen memiliki lagi,
karena menurutku motorku sendiri telah kumodifikasi yang membuat tampilannya
lebih dari motor yang baru keluar dari pabrik. Begitulah prinsip cintaku kepada
Wati sekarang. Didalam pesan singkat Nisa kepadaku, dia mengatakan dia
mencintaiku, dia mengajak diriku untuk bertunangan. Namun sms itu kubalas
dengan kata-kata yang cukup bijak menurutku. Aku tidak bisa menerimamu, karena
aku sudah memiliki seorang pacar, aku tidak mau menghianatinya. Makin kuat
prinsip cintaku seperti seseorang yang memiliki motor sendiri, walau pun ada
motor baru keluar, aku tidak pengen memiliki lagi, karena menurutku motorku
sendiri telah kumodifikasi yang membuat tampilannya lebih dari motor yang baru
keluar dari pabrik. Bahkan kalau motor baru itu mau diberikan, aku akan
menolaknya karena tidak mau menduakan motor kesayanganku. Begitulah rasa sayang
dan cintaku kepada Wati yang telah memberikan kepercayaannya kepadaku.
Tepat
pukul sepuluh malam, dalam keadaan cuaca hujan, kami akhirnya kembali ke tempat
asal kami, Anjir tercinta setelah sehatian berjiarah. Namun karena malam dan
cuaca dalam keadaan hujan lebat, aku takut pulang kerumah, akhirnya aku
bermalam di rumah teman karibku bernama Amat kambing, nama aslinya ahmad
lamudin. keesokan harinya baru aku pulang kerumah.
Setelah
melewati masa pacaran yang cukup lama dengan di isi masalah-masalah kecil
seperti jerawat –jerawat kecil yang terkadang tumbuh di wajahku yang dapat ku
atasi dan bisa hilang sendiri.
Di tahun
ketiga hubungan kami, aku telah menjadi seorang mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, di semester pertama aku mendapatkan hasil
IP 3,40. Cukup memuaskan bagiku. Namun dipandang berbalik dengan hubungan
cintaku, hubungan kami semakin kurang harmonis, penyebabnya adalah kurangnya
komunikasi dikarenakan padatnya jadwal kuliahku, hanya pada malam hari kami
intensif berkomunikasi lewat pesan singkat, karena aku terkadang kuliah masuk
pagi terkadang sore, sedangkan dia pagi sekolah, siangnya mengantar adiknya
sekolah. Aku merasakan sedikit ada perubahan di dalam dirinya, ketika
berikiriman pesan singkat dengannya, dia mengatakan pengen beli baju baru lagi,
tetapi dimarahi orang tuanya karena dia baru beli baju juga yang masih bagus,
dan aku memberikan saran kepadanya bahwa lebih baik memakai baju yang ada, baju
yang masih baik, bagus dan baru, kenapa harus beli lagi, dia mengatakan karena
baju baru yang ingin dibelinya ini lebih bagus dari yang baru dia beli. Padahal
biasanya tidak bisa seperti itu. Dia biasanya adalah orang yang bersyukur
dengan apa yang dimilkinya.
Mungkin
dari situlah sebuah peristiwa yang membuatku stres berat, saat pukul 02.15
siang aku mengirimkan pesan singkat kepadanya, menanyakan kabarnya, diapun
membalas pesan singkatku dengan mengatakan kabarnya baik-baik saja dan mau
tidur dan istirahat dulu di rumah. Namun, ketika sorenya sekitar pukul 04.50
sore aku ingin bermain sepak bola bersama teman-temanku, karena jadwal kuliah
kosong jadi aku menyempatkan bermain bola, tiba-tiba masuklah sebuah pesan
singkat dari temanku bernama Rudy, dia mengirimkan pesan kepadaku
“Adi,jagai
funk pcr qm tu, jgn smpai tman mkan tman”.
Aku
pun membalas pesan singkatnya untuk meminta penjelasan apa maksud dari pesan
singkatnya. Dia menjelaskan bahwa dia memergoki Wati pacarku. jalan dengan amat
kambing teman karibku, teman yang aku anggap keluargaku sendiri, teman tempat
aku bermalam pulang dari jiarah, Teman yang sangat aku percaya. Aku langsung
drop dan kubatalkan main bola karena hatiku remuk, walaupun belum
kubuktikan, aku pun langsung menuju ke tempat kejadian perkara, kerumah
temannya Wati, yakni rumah Rika. Karena dia mengatakan saat siang hari tadi bahwa
dia ingin tidur dan istirahat, tetapi kenyataanya dia kerumah Rika. Dan
ternyata yang dikatakan Rudy semuanya adalah benar, akupun meminta penjelasan
darinya, dia tidak mengakui semuanya, hatiku hancur, remuk tak berwujud,
pikiran ku berputar-putar dalam lingkaran setan, aku tidak menyangka pacar yang
selama ini membuatku berubah menjadi playboy, sekarang dia yang menghianatiku,
aku tidak bisa menahan emosiku lagi, ketika hari menjelang magrib, aku datang
kerumahnya untuk meminta penjelasan, namun dia masih tidak mengaku dia
menghianatiku, yang membuat emosiku semakin membuncah seperti gunung merapi
yang sedang meletus mengeluarkan lahar panasnya dan lahar dinginnya, terucaplah
kata
“PUTUS”
_Ditebalin
biar tambah histeris,
dari mulutku, karena aku tak tahan
menerima keadaan pacar yang sangat aku sayangi, cintai dan aku banggakan
meghianatiku, dengan cara berselingkuh dengan teman karibku, teman
dekatku. Betapa hancur hatiku, air liur langsung menjadi pahit, air mata
menjadi emosi,air peluh menjadi lelehan timah panas yang mengalir keseluruh
badan.
Peristiwa
yang tidak kusangka-sangka , lebih dari peristiwa aku kehilangan dompet berisi SIM,
KTP dan STNK seminggu sebelumnya. Apakah peristiwa kehilangan dompetku adalah
penanda aku juga kehilangan pacar yang sangat kusayangi, seperti aku kehilangan
STNK kendaraanku sebagai tanda pemilik kendaraan. Yang paling tak kusangka,
STNK hidup yang kumiliki di ambil teman karibku sendiri. Masalah yang tidak
lagi seperti jerawat kecil di wajahku, tetapi tomor besar diwajahku telah
tumbuh.
Wati
juga merasa dirinya ngedrop setelah rahasianya terbongkar,dan aku mengatakan
bahwa kami harus berpisah. Setelah magrib, Wati memutuskan untuk pergi ke
Banjarmasin bersama bapaknya. Dia mengatakan ingin jauh dariku.
Dimalam
harinya aku mengirimkan pesan singkat kepadanya untuk meminta penjelasan
kembali, dan akhirnya dia mengakui bahwa dia memang menaruh hati kepada Amat
Kambing, dan mengakui bahwa mereka menjalani hubungan tanpa status. Yang
membuat aku langsung terdiam dengan memendam rasa kekesalan seperti orang lagi
kecopetan intan berton-ton beratnya. Dan merasa bingung kenapa sampai teman
karibku yang mengambil pacarku, kekesalanku sangat membuatku kehilangan
semangat cinta kasih sayang. Wati mengatakan kepadaku semua ini karena aku, dia
merasa aku kurang memperhatikannya. Dan di malam itu juga aku mengirimkan pesan
singkat kepada orang tuanya bahwa aku tidak bisa lagi menjaga Wati seperti
janjiku kepada ibunya Wati diawal aku pacaran dengan Wati karena dianya sendiri
yang tidak mau aku jaga lagi. Namun aku tidak mau mengatakan bahwa ada
laki-laki yang telah menggantikan aku sehingga aku harus berpisah dengannya.
Karena aku tidak ingin Wati dianggap orang tuanya tidak baik, biarlah aku yang
tau kenapa aku memutuskan harus berpisah. Karena aku merasakan sudah ada yang
berbeda, mungkin karena asas manfaat yang aku berikan kurang kepadanya , kurang
perhatian, tidak bisa menjemput dan mengantarnya. Hadirlah Amat Kambing yang
mempunyai perhatian lebih dan bisa menjemput dan mengantarnya sekolah yang
membuatnya berpaling dariku, begitulah pikiran yang hinggap di otakku seperti
dia memiliki sebuah baju yang masih bagus, tetapi karena jarang terpakai, maka
ia menginginkan baju baru lagi.
Aku
masih tetap terdiam, aku merasakan diriku seperti orang yang menangkap Ikan,
dan mendapatkan Ikan yang sangat cantik, bagus, baik dan tidak susah
dipelihara, ikan itu kuletakkan di akuariumku, dengan air yang bersih. Ke
mudian suatu hari ada orang yang datang kerumahku, teman dekatku sendiri,Amat
kambing. Dia membawa akuarium kosong kerumahku tanpa sepengetahuanku, akupun
tidak merasa curiga, mungkin karena akuarium yang dibawa temanku lebih bagus
memang disengajakan untuk mengambil ikan yang sangat cantik, bagus, baik dan
mudah dipelihara milikku untuk dia pelihara. Dan karena ikan yang kupelihara
merasa dia kurang diperhatikan, padahal aku selalu memberi makannya, minumnya, mengganti
airnya, memberikan sirkulasi oksigen yang cukup untuknya dan membersihkannya.
Tetapi Ikannya melompat ke akuarium yang telah disediakan temanku.
Dan
aku merasa tidak mendapatkan keadilan dan kebenaran dengan peristiwa ini, aku
merasa diriku orang yang membeli sebuah motor dengan cara kredit, aku selalu
membayar uang bulanannya. Walaupun aku terkadang bayar di akhir waktu terakhir
pembayaran, tapi tidak pernah telat. Tetapi kenapa kendaraanku masih ditarik.
Tidak ada keadilan bagiku. Aku juga tidak menyangka teman-temannya juga ikut
bersekongkol menyediakan tempat untuk Wati bertemu dengan Amat Kambing dan
tidak memberi tahu aku tentang bagaimana hubungan mereka.
Keesokan
harinya, Emosiku masih tidak bisa kuhilangkan, karena wati seperti merasa
dirinya benar. Yang membuatku semakin tidak bisa memaafkannya. Setelah salat
Magrib, aku membaca salah satu surat Al Quran, surat Yasin, yang memang sudah
menjadi kebiasaanku. Namun saat aku membaca surat Yasin tersebut, aku merasakan
diriku mendapatkan ketenangan pikiran dan jiwa. Setelah membaca surat Yasin,
aku mengirimkan pesan singkat kepada temannya Wati yang menyediakan tempat Wati
dan Amat bertemu, Rika. Aku meminta kejujurannya, dari sanalah aku mengetahui
semua rahasia yang selama ini Wati sembunyikan dariku. Wati memang telah
menjalani hubungan tanpa status dengan Amat baru setengah bulan ini. Dan pernah
keluar malam saat bermalam di tempat temannya dua kali untuk makan malam di Km.
8., dan jalan bareng ke Jembatan Barito berdua.
Setelah
salat Isa, aku merenung berusaha mencari hikmah yang dapat ku ambil. Aku merasa
diriku telah mendapatkan KTP yang baru dengan nama jomblo, dan mendapatkan SIM
yang baru dengan nama surat ijin mencari. Namun aku belum berniat untuk membuat
STNK baru, aku sangat sayang dengan STNK hidup yang di ambil temanku. Aku belum
bisa menggantinya dengan yang baru. Dimalam itu aku berkiriman pesan singkat
dengan Rika, aku mengatakan kepadanya aku kayanya ingin membeli motor baru saja
dengan cash, tidak kredit lagi karena takut di ambil orang lagi.
Namun
hatiku masih teringat Wati, Wati, dan Wati. Kemudian masuklah pesan singkat
dari Wati, dia menyadari dan mengaku dirinya salah dan hilaf kepadaku, dia
meminta kesempatan sekali kepadaku untuk memperbaiki kesalahannya dan dia tidak
akan lagi mengulangi kesalahannya. Aku yang sangat sayang dan cinta kepadanya,
dan berusaha untuk mencoba bersikap adil kepadanya karena aku juga pernah
diberinya kesempatan yang dapat merubah seorang playboy menjadi seorang yang
setia, pikiran itulah yang membuatku memberikan kesempatan kepadanya seperti
dia memberikan kesempatan kepadaku agar lebih baik, aku mencoba menjadi seorang
yang tidak buta dengan balas budi, aku mencoba untuk memberikannya kesempatan
satu kali dengan syarat berjanji tidak akan melakukan hal yang sama dan
memberikan penjelasan kepada orang tuanya bahwa kami telah bersatu kembali. Aku
menginginkan Wati yang dulu, Wati yang mengerti aku, setia dan dapat membuat
seorang playboy menjadi seorang yang sangat setia. Karena menurutku lebih baik
mantan playboy daripada mantan setia.
Satu
hari kemudian aku merenung kembali, aku merasakan sekarang aku mendapatkan
kembali STNK ku yang dulu hilang telah kembali. Sama halnya ada pepatah, ada
udang dibalik batu, pepatah itu memang menyakitkan kalau ada yang
sembunyi-sembunyi. Namun aku dapat mengambil hikmah dari pepatah itu dengan
cara aku mengambil udang di balik batu untuk kujadikan udang goreng yang enak
untuk dinikmati.
Di hari
itulah aku meminta wati untuk memberi tahu orang tuanya bahwa kami telah
kembali bersatu dengan prinsif yang sama, dengan cinta yang sebenarnya. Dengan
sayang sebenarnya dan memanfaatkan kesempatan yang sebenarnya.
Anjir, Mei 2011
Komentar
Posting Komentar